Oleh: Ananing Nur Wahyuli *)
Ademos Indonesia – Hari ini tepat 13 tahun sebuah lembaga kecil yang berproses hingga hari ini menjadi besar berulang tahun. Adalah Ademos, lembaga yang baru kukenal 3 tahun silam, hari ini semakin megah dan senantiasa memberikan banyak manfaat untuk masyarakat. Dalam kurun waktu 13 tahun Ademos tetap konsisten sinau bareng (belajar bersama)serta merawat optimisme untuk berdesa. Berdesa bagi para kader ademos dimaknai sebagai keinginan kuat untuk tidak meninggalkan desa. Pun begitu dengan perspektifku sejak dulu hingga sekarang. Di sela pasang dan surut kondisi sosial ekonomi serta kebudayaan di desa, ademos tak gentar untuk tetap berkarya, berkreasi dan juga membangun inovasi untuk desa.
Sebagai kader yang tumbuh dan dibesarkan di Ademos, aku adalah salah satu di antara banyak kader yang merasa beruntung pernah belajar dan berproses di sana. Meski tak lagi intens berkecimpung dalam setiap kegiatan ademos, kecintaanku pada lembaga ini memang tak bisa lebur. Bagaimana tidak, banyak hal yang kudapatkan selama berproses di ademos. Ragam ilmu pengetahuan yang jarang sekali ditemui di lembaga-lembaga pendidikan bahkan perguruan tinggi sekalipun akan dengan mudah didapatkan di ademos. Ademos setiap harinya dihadapkan pada fakta-fakta permasalahan sosial yang harus diselesaikan. Keadaan inilah yang akhirnya secara alamiah menjadikan kader-kader ademos belajar dan menemukan formula-formula baru untuk menyelesaikan sebuah permasalahan sosial. Melalui forum-forum sinau bareng, diskusi grup terfokus dan kegiatan-kegiatan lainnya, ademos mencari solusi atas permasalahan sosial yang dihadapi oleh masyarakat. Dan hingga 13 tahun ini ademos masih merawat keyakinan yang sama yakni menghadirkan kesejahteraan bagi masyarakat desa namun tentunya dengan treathment yang berbeda-beda.
Hari ini meski terpaut jarak yang cukup jauh dengan aktivitas yang mungkin juga cukup jauh berbeda dengan aktivitas yang kulakukan selama di ademos, tapi keberadaanku hari ini juga merupakan bagian dari usaha ademos untuk menghadirkan kebermanfaatan untuk orang lain. Meski tidak lagi bersinggungan secara langsung dengan masyarakat desa, tetapi menjadi guru juga memberi manfaat untuk orang lain bukan? Prinsip kebermanfaatan inilah yang senantiasa diwariskan oleh ademos kepada kader-kadernya. Aku ingat betul saat pak direktur menyampaikan pesannya untuk seluruh kadernya. Bahwa Ademos bukan selamanya tempat untuk tinggal, Ademos juga tidak selamanya menjadi tempat untuk para kader bekerja, tetapi jadikan ademos sebagai batu loncatan agar para kade rmampu menjangkau tempat yang lebih tinggi. Maka tak ayal jika banyak sekali kader-kader ademos yang sukses di bidangnya masing-masing.
Dalam jauh yang terasa dekat ini, aku pun masih ingin memberikan “seluruh mampuku” untuk ademos. Meski tak semaksimal dulu, semoga tetap bisa memberikan kontribusi untuk turut membesarkan Ademos. *) Penulis adalah Kader Ademos dan Guru di MAN 1 Malang