Bojonegoro, (Ademos) – Bertempat di Lantai IV Gedung Baru Pemkab Bojonegoro, telah diselenggarakan “International Symposium” Desa Rasa Kota, Kota Rasa Desa. Konsep pembangunan di Kabupaten Bojonegoro mengundang perhatian daerah-daerah lain, hingga luar negeri. Bojonegoro yang notabennya telah keluar dari kategori Zona Kabupaten termiskin di Jawa Timur, sekarang perkembangan berubah drastis dibanding tahun-tahun sebelumnya menjadikan Kabupaten dengan sejuta kenyamanan bagi masyarakat Bojonegoro. Diikuti oleh Seluruh Camat Sekabupaten Bojonegoro, NGO dan Forpimkab Bojonegoro.
“How will you be buiding your imajination to concept project about Bojonegoro future, so back to Nature is one of solution”, imbuh Mr. Florian Heinzelman dipl-Ing, (FH), M.Arch. SBA,. Kemudian konsep pembangunan yang berkelanjutan di Bojonegoro tidak monoton di lokasi tertentu, melainkan penyebaran konsep pembangunan yang merata dari pusat pemerintahan hingga menghubungkan daerah di pelosok, sangat menentukan arah ke depan untuk kesejahteraan masyarakat Bojonegoro yang berkelanjutan.
International Symposium siang itu ada 4 Pemateri Utama dan 2 Tanggapan, diantaranya Drs.H. Suyoto, M.Si., Florian Heinzelman dipl-Ing, (FH), M.Arch. SBA, Daliana Suryawinata, ST., M.Arch. IAI, Ir. Wiwi Tjiook, M.Sc. dengan moderator Ir. Pauline Boedianto. M.Sc. sedangkan 2 Penanggap, Andika dari Kementerian PU PR dan Moch. Kundhori dari Ademos Indonesia.
Dari Ketiga Pemateri memang kagum dengan Bojonegoro, Mengapa ? hal ini dikarenakan Kabupaten Bojonegoro yang memang daerah dengan banyak karakter budaya dan karakteristiknya menjadikan Bojonegoro sebagai Kota yang nyaman untuk ditinggali baik dari aspek kenyamanan Kota maupun dari segi kultur budayanya.
“Sebenarnya Konsep Desa Rasa Kota dan Kota Rasa Sudah sudah berjalan di Ademos tepatnya di Desa Dolokgede Kecamatan Tambakrejo dengan menerapkan Sinau Bareng kami memberikan beberapa terobosan agar SDM yang ada didesa bisa tumbuh kembang dengan budaya yang masih terjaga dengan slogan Dolokgede Kampung Kreatif dan Seni ”, imbuh M. Kundhori selaku Ketua Ademos Indonesia. Kemudian konsep pembangunan yang berkelanjutan di Bojonegoro tidak monoton di lokasi tertentu, melainkan penyebaran konsep pembangunan yang merata dari pusat pemerintahan hingga menghubungkan daerah di pelosok, sangat menentukan arah ke depan untuk kesejahteraan masyarakat Bojonegoro yang berkelanjutan. (admin)