Bojonegoro (09 Februari 2017). Dalam upaya menindaklanjuti Sinergitas Multi Stakeholder Program Pemberdayaan Karang Taruna dan Obvitas tahun 2017, Ademos beserta Exxon Mobil Cepu Limited (EMCL) melakukan kegiatan sosialisasi dengan desa-desa terkait, diantaranya Karang taruna Mekar Sari yang terletak di Desa Wedi Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro.
Ademos yang diwakili oleh Shodiqurrosyad memaparkan kegiatan pemberdayaan selama 5 bulan kedepan. Sasarannya adalah karang taruna. Karena Pemuda merupakan penggerak yang sangat signifikan untuk memajukan desa. Untuk menambah wawasan anggota karang taruna, maka akan diadakan sinau bareng manajemen, leadership, skill komunikasi, sinematografi. Output dari sinau bareng ini adalah karang taruna mampu mengelola manajemen desa, dan sinematografi sehingga mampu menjadi ajang promosi desa wedi menuju desa Wisata.
Dalam sambutannya Kepala Desa Wedi, Mashur mengatakan, “Kegiata ini harus disesuaikan dengan kebutuhan Desa. Akhir-akhir ini desa Wedi menjadi sorotan pemerintah kabupaten untuk menjadi desa wisata.” Hal ini sesuai dengan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro menggalakkan program memajukan deerah dengan mengangkat sektor wisata, sehingga komoditi yang ada di desa, dalam hal ini adalah salak Wedi yang banyak tumbuh di Desa Wedi mampu bersaing dengan produk-produk desa lainnya di Bojonegoro. Selain menyampaikan hal tersebut Mashur menaruh harapan besar perihal Festival Salak terus berlangsung dan menjadi agenda desa wisata pertahunnya. Oleh karena itu masyarakat harus selalu ikut berpartisipasi mewujudkan agenda tahunan tersebut. Apalagi dengan adanya dukungan dari Ademos dan EMCL sehingga Desa Wedi mampu mewujudkan cita-cita menjadi salah satu desa tujuan wisata di Bojonegoro yang di perhitungkan.
Menggagas ide dan cita-cita Karang Taruna Mekar Sari, Desa Wedi, Sekcam Kapas, Syaiful Rochim memperkenalkan Jargon “Dari Salak kami bergerak dari Wedi kami berinovasi.” Festival salak kemarin merupakan geliat warga untuk menuju desa wisata. Sehingga dengan masuknya Program Ademos pasca adanya festival salak, diharapkan mampu menjadi ajang sinau bareng untuk mengangkat komoditas salak, tidak hanya menghasilkan buah salak sebagai tujuan wisata namun juga mengangkat produk olahan buah salak wedi, dan mengangkat ekonomi kerakyatan. “Banyak PR yang seyogyanya bisa diselesaikan oleh karang taruna, pokdarwis, dan besar harapkan kami, Ademos mampu mendampingi masyarakat sehingga masalah-masalah tersebut mampu diatasi dengan inovasi-inovasi yang terbaharui. Keinginan dari kecamatan adalah wedi yang mulai bergeliat mampu bergerak sehingga memakmurksn masyarakat”. Imbuh Rochim sapaan akrabnya.(Tsa)