Sinau Bareng Tetanen (Niteni Tandur Nganti Panen) kembali melakukan Sekolah Lapang (SL) pengamatan tanaman padi di petak percontohan (demplot) senin, (29/02/2016).
Pada pertemuan ke-12 tersebut, presentasi hasil pengamatan dilakukan di Balaidesa Dolokgede setelah sebelumnya peserta Sinau Bareng Tetanen mengamati tanaman padi di petak percontohan secara bersama-sama.
Dalam presentasi tersebut, diketahui bahwa pada usia ke-42 hari setelah tanam (hst) terdapat beberapa penemuan baru. “Pada perlakuan organik, untuk jumlah anakan, tinggi tanaman dan jumlah daun mengalami kenaikan rata-rata 5 cm. Sedangkan tingkat serangga hama meningkat, dari minggu lalu sebesar 3,1 menjadi 10,” papar Yoyok, peserta termuda Sinau Bareng Tetanen asal Dolokgede.
“Meskipun terdapat banyak serangga hama wereng tetapi tanaman (padi) masih sehat karena kemungkinan serangga hama wereng tersebut merupakan perpindahan dari (petak) sawah sebelah,” imbuhnya.
Parmin, salah satu fasilitator Sinau Bareng Tetanen menjelaskan bahwa serangga hama wereng selain menghisap tanaman juga akan meninggalkan virus yang dapat merusak tanaman. Namun demikian, serangga hama wereng yang ada di perlakuan organik sudah bersayap besar, sehingga tidak berbahaya bagi tanaman padi.
“Serangga hama wereng memang dapat menghisap tanaman dan meninggalkan virus, namun karena sayapnya sudah besar, jadi tidak membahayakan tanaman,” jelasnya.
Parmin menambahkan bahwa, tindak lanjut untuk ke depan setelah diketahui masalah yang ditemukan pada tanaman padi yaitu menjaga kesehatannya dengan menjaga warna daun tetap stabil dan tidak mengalami dehidrasi.
Selanjutnya, fasilitator Fatkur mengatakan bahwa untuk mengoptimalkan p

emakan buah, dapat dilakukan dengan tindakan penyemprotan PBB (Perangsang Bunga Buah). Sedangkam untuk usia produktif padi, yaitu ketika jumlah anakan sebesar 14,5, optimalisasi bulir padi dapat dilakukan dengan cara tetap menjaga daun,stabilitas ekosistem dan menambah penyemprotan POC dan PBB.
Di akhir acara, ketua Ademos, M. Kundori menyampaikan bahwa tujuan diadakannya Sinau Tetanen ini adalah sebagai media belajar pertanian bersama. “Tujuan kita adalah sinau bareng, sehingga bagaimanapun hasilnya adalah bagian dari proses sinau,” ujarnya.
Beliau juga menambahkan, “meskipun hanya 2 (dua) orang yang ikut sinau bareng, tetapi menunjukkan bahwa mereka punya semangat, maka Ademos selalu mendukung,” demikian Kundori menutup Sinau Tetaten ke-12 tersebut.
Oleh : A. Shodiqur R.