Ademos Mitra Program SIAP SIAGA Kemitraan Pemerintah Australia dan Indonesia dalam Pengelolaan Risiko Bencana melaksanakan Kegiatan Focus Discussion Group (FGD) pengarustamaan GEDSI dalam Penanggulangan Bencana bersama dengan Kelompok Gender Equality and Social Inclusion (GEDSI), yang bertujuan untuk menguatkan pengarustamaan Gender Equality and Social Inclusion dalam penanggulangan bencana, bertempat di gedung pertemuan Kantor Desa Kayen, Selasa (14/5/24).
Kegiatan FGD dihadiri oleh Kelompok GEDSI dan sejumlah pihak terkait yang terlibat langsung dengan Pengarustamaan GEDSI dalam penanggulangan bencana.
FGD ini menekankan pentingnya memasukkan perspektif GEDSI dalam seluruh aspek penanggulangan bencana serta menyoroti bahwa pengarustamaan GEDSI akan memastikan bahwa tindakan penanggulangan bencana tidak hanya melibatkan aspek teknis dan logistik semata, tetapi juga memperhatikan kebutuhan, keterlibatan, dan perlindungan penuh terhadap seluruh komunitas yang rentan termasuk perempuan, anak-anak, orang dengan disabilitas, dan kelompok marginal lainnya.
Ketua Ademos A Shodiqurrosyad
menyampaikan harapannya agar FGD ini dapat menghasilkan rekomendasi dan langkah konkrit yang dapat diimplementasikan dalam kerangka kerja penanggulangan bencana yang inklusif dan berkeadilan, serta mengundang partisipasi aktif dari semua peserta untuk berbagi pengalaman, pengetahuan, dan pemikiran mereka dalam mencapai tujuan.
“Harapannya tidak ada satu orangpun yang tertinggal dalam proses pembangunan di desa, terkait kelompok rentan dan marginal yang tidak hanya sebagai obyek namun juga sebagai subyek dalam pengelolaan resiko bencana,” ucapnya.
Shodiqurrosyad menambahkan kita juga ingin memotret terkait dengan data dan informasi GEDSI di desa sebagai upaya untuk mengarustamaan GEDSI sebagai salah satu komponen DESTANA inklusif yang akan dibangun sebagai pilot project.
“Sebagai pilot projet DESTANA Inklusi ini dilakukan di desa Kayen dan Sukoharjo,” jelasnya.
“Desa Tangguh Bencana akan kita perkuat inklusifitasnya sehingga akan mendorong dan mendampingi desa untuk mengembangkan DESTANA inklusi. Inklusifitas yang memadukan komponen terkait pengurangan resiko bencana, adaptasi perubahan iklim, pengarustamaan GEDSI, penguatan ekonomi, dan penguatan regulasi kemanfaatan Dana Desa untuk penanggulangan bencana,” tutupnya.