Sabtu, 27 Agustus 2022
Pada pukul 09.00 WIB, bertempat di depan Balai Desa Brabuwan Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro, tepatnya di titik #39, dilaksanakan pemantauan bersama antara Konsultan Teknis EMCL dan tim program PJU Paket 1 dan 3 dari Ademos Indonesia. Inspeksi ini dalam rangka memastikan kesepahaman material bahan bangunan dan proses pengerjaan, melalui metode permodelan pada titik yang disepakati para pihak. “Saya melihat material yang disiapkan dua tim ini sudah cukup baik dan memadai untuk pondasi PJU”, komentar Yani Sandi selaku perwakilan dari EMCL. “Karena ini digarap secara manual, perlu berhati-hati dan seksama dalam pengerjaan. Agar bisa mendekati presisi dan tidak bermasalah saat dilakukan pemasangan tiang PJU”, saran Pak Yani dibalik masker kesehatan yang selalu terpasang.
Manual? Ya, sebagai bentuk komitmen Ademos untuk menjalankan dua pilar PPM, maka pengerjaan secara manual menjadi opsi yang diambil. Pilar itu adalah good relationship (hubungan baik) dan sustainable livelihood (penghidupan berkelanjutan). turunan dua pilar ini diterjemahkan dengan pelaksanaan program berbasis komunitas dan partisipatif.
“Pertama, diwujudkan melalui pelibatan warga setempat, setidaknya pada sebagian kerja operasional program”, Latifah Fahrur selaku manajer program PJU Paket 3 menjelaskan. “Lalu kami berupaya menyesuaikan antara cara dan teknik pengerjaan yang dipunyai komunitas dengan tidak mengorbankan pada target penyelesaian program”, lanjutnya.
Strategi pelibatan komunitas dalam program ini diapresiasi oleh Pemerintah Desa setempat.
Menurut Basuki Riyanto, S.Kom, selaku Sekretaris Desa Brabuwan, upaya pelibatan ini menambah daya sirkulasi ekonomi warga setempat. “Semoga ini bisa terus menjadi model pelaksanaan program”, tuturnya. Harapan serupa juga diungkapkan para warga. “Ngene iki sing diarepne wong-wong, gawean sing iso dilakoni warga. dadi kabeh wong iso duwe kesempatan” (seperti ini yang diharapkan orang-orang, pekerjaan yang sanggup dijalankan warga. Jadi semua orang punya kesempatan), ujar Lasidin, Asnan dan Sumbito bersahutan.
Mudah? Tentu tidak. Memadukan tuntutan capaian pembangunan infrastruktur dengan presisi tinggi dan cara kerja manual yang rentan inkonsisten, memang bukan perkara gampang. Untuk itu, terus belajar dan berinovasi menjadi kunci untuk keluar dari permasalahan yang ditemui pada pelaksanaan program. (Putut Prabowo)