Untuk menjamin kelangsungan dinamika Sinau Bareng Tetanen (Niteni Tandur Nganti Panen), peserta Sinau Bareng mengadakan Sekolah Lapang (SL) dengan melakukan pengamatan secara mingguan yang telah berlangsung hingga minggu ke-5 di petak percontohan (demplot)
untuk kemudian dideskripsikan dan dibahas temuan-temuan yang didapat.
Hal-hal yang dilakukan dalam SL Sinau Bareng Tetanen yang diselenggarakan Ademos bersama dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Dolokgede Makmur dan didukung oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Dolokgede ini adalah mengamati pertumbuhan dan perkembangan padi mulai dari tanam sampai panen, meliputi jumlah anakan, tinggi tanaman, jumlah daun, untuk mengetahui jenis-jenis serangga hama, musuh alami, penyakit tanaman, kerusakan tanaman.
“Sekolah Lapang pengamatan mingguan ini tujuannya adalah untuk mengetahui perkembangan tanaman dalam jangka waktu mingguan, sehingga peserta Sinau Bareng Tetanen bisa mengetahui apa saja pertumbuhan dan berkembangan dari tanaman, organisme penganggu tanaman (opt),” jelas Ketua Gapoktan Dolokgede Makmur, M. Junaidi.
Di lain kesempatan, Joko Guritno, selaku teman Sinau Bareng Tetanen dari Ademos juga mengatakan bahwa manfaat dari kegiatan SL tersebut adalah dapat dilakukannya tindakan sesuai dengan kebutuhan tanaman yang didasai atas rekomendasi SL mengenai langkah-langkah yang harus diberikan pada tanaman.
“Dengan SL ini peserta Sinau Bareng Tetanen dapat menentukan apa yang harus dilakukan terhadap tanaman,” ujarnya.
Hingga minggu kelima, atau pada usia padi memasuki hari ke-35 hst (hari setelah tanam) perkembangan tanaman padi yang ditanam secara organic yaitu, mengalami peningkatan pertumbuhan dari minggu kemarin. Untuk serangga hama juga terdapat peningkatan namun masih dapat dikendalikan dengan adanya musuh-musuh alami. Penanganan terhadap yang direkomendasikan dari hasil SL pengamatan minggu kelima ini adalah perlu dilakukannya pemberian nutrisi POC (Pupuk Organik Cair) dan ZPT (Zat Perangsang Tumbuh)
Untuk padi yang ditanam secara konvensional perkembangannya cukup bagus. Akan tetapi juga peningkatan pada hama dan penyakit ikut meningkat seperti ulat dan laba-laba. Penanganan terhadap yang direkomendasikan terhadap padi yang ditanam secara konvensional dari hasil SL pengamatan minggu kelima ini adalah perlu dilakukannya penyemprotan insektisida atau racun serangga dan fungisida atau racun untuk memberantas jamur sesuai dengan kebiasaan petani.
Sementara itu, Parmin, selaku pemandu SL yang berperan sebagai fasilitator arah jalannya diskusi mengatakan bahwa hingga minggu kelima ini, peserta Sinau Bareng Tetanen telah mengalami banyak perkembangan. “Peserta Sinau Bareng Tetanen telah mampu mengidentifikasi masalah-masalah yang mendera tanaman padi. Selain itu, mereka juga sudah mampu memutuskan langkah penanganan apa yang harus dilakukan terhadap temuan-temuan pada tanaman,” terangnya dengan ekspresi wajah gembira.
oleh A. Shodiqurrosyad