Sekolah Lapang (SL) pengamatan tanaman padi Sinau Bareng Tetanen (Niteni Tandur Nganti Panen) kembali digelar, senin (14/03/2016).
Dalam SL pengamatan kali ini, ditemukan jamur Beauveria Baciana, atau petani biasa menyebutnya jamur BB. Temuan tersebut pun ditindak lanjuti dalam diskusi, seperti biasanya, yang kali ini didakan di rumah Pak Pi’i, salah satu peserta Sinau Tetanen.
Dalam diskusi yang berlangsung selama 3 (tiga) jam tersebut, mempelajari perkembangbiakan jamur BB untuk setiap jenis hama. Seperti walang sangit dan wereng.
“Untuk walang sangit, walang sangit digecek (ditumbuk) kemudian dikasih jamur BB agar dapat berkembang biak. Kalau untuk hama wereng, cara pengembangbiakan jamur BB yaitu dengan hama wereng juga,” kata Parmin, fasilitator Sinau Tetanen.
Dalam Sinau Tetanen ini, lanjutnya, kita tidak mencari obat hama dalam tanaman, tapi bagaimana kita bisa mencari jalan keluar dengan belajar dan tidak harus dengan obat atau bahan kimia.
Pada walang sangit dan wereng dapat dicegah dengan inangnya sendiri. Walang sangit dan wereng jenis hama yang matinya itu akan berjamur. Dari jamur tersebut dapat dikembangkan dan digunakan untuk penyemprotan pada tanaman yang terserang oleh hama tersebut. Dan jamur tersebur bernama Beauveria Bassiana (BB). Jamur BB ini tidak menghentikan hama, tapi dapat melumpuhkan hama, tidak bisa beranak dan dapat menjadi jamur. Setelah menggunakan jamur BB ini tidak boleh menggunakan bahan kimia.
Bermaksud menambahi, fasilitator Fatkur mengatakan apabila tanaman itu sehat, dan kepastian adanya hama yang tidak bisa dihindari. Namun jika tanaman memiliki daya tahan yang kuat akan tahan terhadap serangan hama.
Dari pengamatan tersebut, ditemukan bahwa perlakuan petani terhadap tanaman padi, seperti jarak tanam, penanaman dengan jumlah bibit yang terlalu banyak (kombolen), air yang terlalu menggenang akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman kurang begitu baik, dan pemakaian pupuk unsur (N) terlalu tinggi akan mengakibatkan tumbuhnya jumlah anakan yang terlalu banyak dan kemudian akan mengakibatkan batang padi yang rapuh dan mudah roboh.
Dalam Sinau Tetanen tersebut juga dipelajari perlakuan yang baik dalam menanam padi, yaitu menggunakan varietas benih padi yang unggul, pengaturan jarak tanam dan aliran air yang baik, pemupukan berimbang (sesuai dengan kebutuhan)Pertemuan kali ini membahas tentang hama dan bagaimana cara menangulangi hama tersebut.
Oleh : A. Shodiqur R.