Di tengah tantangan ketersediaan air yang masih menjadi masalah bagi banyak wilayah di Indonesia, Ademos Indonesia turut hadir sebagai aktor perubahan di Kabupaten Bojonegoro. Ademos mendukung berbagai solusi berkelanjutan guna memastikan masyarakat mendapatkan akses air bersih yang cukup. Dengan berbagai program seperti sumur bor, penjajakan ketersediaan air menggunakan geolistrik, hingga panen air hujan, Ademos berupaya menghadirkan solusi yang tepat sasaran dan berdampak nyata bagi masyarakat.
Krisis Air di Bojonegoro dan Ikhtiar Ademos
Bojonegoro, sebagai daerah yang sering mengalami kekeringan di musim kemarau, menghadapi tantangan besar dalam pemenuhan kebutuhan air bersih. Ada 108 desa yang selalu mengalami kesulitan air bersih saat musim kemarau, terutama saat sumber air alami mengering. Melihat permasalahan ini, Ademos Indonesia turut hadir dengan pendekatan berbasis data dan teknologi untuk mencari solusi terbaik.
Salah satu ikhtiar yang dijalankan Ademos adalah pembangunan sumur bor di daerah-daerah yang sulit mengakses air bersih maupun yang kerap mengalami masalah ketersediaan air layak konsumsi. Dengan teknologi yang tepat, sumur bor ini mampu menjangkau sumber air tanah yang dalam, sehingga masyarakat tidak lagi bergantung pada curah hujan semata. Selain itu, Ademos juga menerapkan metode geolistrik, yakni teknologi yang memungkinkan pemetaan sumber air bawah tanah secara lebih akurat. Dengan pendekatan ini, pengeboran dapat dilakukan di lokasi yang benar-benar memiliki potensi air, mengurangi risiko gagal dan memastikan keberlanjutan sumber daya.
Panen Air Hujan: Solusi Sederhana dengan Dampak Besar
Selain berfokus pada eksplorasi sumber air bawah tanah, Ademos juga mendorong masyarakat untuk memanfaatkan air hujan secara optimal. Melalui gerakan Bojonegoro panen air hujan, warga diajak untuk mengumpulkan dan menyimpan air hujan dalam bak atau tandon khusus. Warga juga mendapatkan edukasi instalasi panen air hujan secara langsung, yang mana air ini dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti mandi, mencuci, hingga pengairan pertanian.
Konsep panen air hujan sejatinya bukan hal baru, namun implementasinya di tingkat masyarakat masih perlu didorong. Ademos melakukan edukasi dan pendampingan, mengajarkan cara membangun sistem penyimpanan air yang efektif dan aman. Dengan program ini, ketergantungan masyarakat terhadap sumber air tanah dapat berkurang, sehingga keseimbangan ekosistem tetap terjaga.
Dengan berbagai program yang telah dijalankan dan dukungan dari masyarakat, Ademos optimis bahwa langkah-langkah ini akan membawa perubahan nyata. Ke depan, lembaga ini juga berencana untuk memperluas jangkauan programnya, menggandeng lebih banyak pihak, serta mengembangkan teknologi yang lebih inovatif guna menjawab tantangan air di Bojonegoro dan daerah lainnya.