Bojonegoro,(02/02). ADEMOS Indonesia dan Exxon Mobil Cepu Limited (EMCL) melakukan kegiatan Sinergitas Multi Stakeholder Program Pemberdayaan Karang Taruna dan Obvitas, yang diikuti oleh perwakilan Karang Taruna dari Desa Jelu, Jampet, Wadang, Kecamatan Ngasem, Desa Leran, Kecamatan Kalitidu, Desa Sumbertlaseh, Ngulanan Kecamatan Dander, dan Desa Ngampel, Wedi, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro dan Perwakilan dari beberapa dinas Pemerintah Bojonegoro.
Sinergitas ini rencananya akan dijalankan selama 5 bulan kedepan. Program yang dimaksud adalah melakukan program lanjutan pemberdayaan karang taruna dari tahun 2016, yakni Usaha Ekonomi Produktif dan Industri Kreatif. Dengan adanya program sinergitas ini diharapkan 8 Desa binaan,yaitu 4 Desa binaan yang lama, 4 Desa binaan baru, mampu mewujudkan karang taruna tangguh dan menjadi wirausaha yang sukses dan membangun pemuda melalui karya. Hal tersebut sesuai dengan yang dijelaskan oleh Kundori, selaku Ketua ADEMOS.
Hadir dalam acara tersebut, Kepala Dinas Sosial, Adie Witjaksono. Beliau mengatakan, pertemuan dalam rangka pembinaan Karang Taruna di jalur pipa yang melintasi desa-desa tersebut diharapkan mempunyai nilai, terutama dibidang ekonomi. Kembali pada fungsi awal Karang Taruna adalah mendampingi Desa dalam pembinaan masyarakat. Untuk dapat melakukan pendampingan masyarakat, tentunya Karang Taruna harus mengetahu kondisi desa, isu yang berkembang di desa. Terutama terkait kegiatan Pemboran yang di lakukan EMCL. Beliau menaruh harapan besar bahwa, “Dengan adanya usaha di Karang Taruna diharapkan bisa merekrut pemuda yang belum bekerja di Desa bersangkutan. Pertemuan ini diharapkan mampu menghasilkan ide-ide yang bisa diwujudkan.”
Dony Bayu Setiawan selaku Ketua Karang Taruna Kabupaten Bojonegoro yang turut menghadiri sinergitas program tersebut mengutarakan, “Seperti halnya Narkoba dan HIV, pengangguran di Bojonegoro masih menjadi isu besar. Ada 21.000 orang pengangguran yang tercatat di Dinas Ketenagakerjaan Bojonegoro”. Dinas terkait dianjurkan untuk berkerjasama dengan pihak manapun yang mampu memberdayakan pemuda, sehingga dapat mengurangi angka pengangguran di Bojonegoro, khususnya di 8 Desa binaan. Karena keberadaan Pemuda yang memiliki skill dan nilai daya saing yang tinggi menjadi penting bagi kemajuan daerah, diharapkan segmen pemberdayaan masuk ke pemuda, sehingga terwujudlah istilah “Muda Berkarya” Imbuhnya.