Koperasi binaan Ademos, Koperasi Produsen Syariah Industri Kreatif, mengadakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) di Gedung Pusat Belajar Guru (PBG) Bojonegoro, Sabtu (14/05/2016).
Dalam acara yang dihadiri oleh Dewan Pengawas, Pengurus, Anggota dan Kepala Seksi Kelembagaan, Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bojonegoro, Slamet Wiyono dan Kepala Dewan Koperasi dan Industri Daerah (Dekopinda), Adie Witjaksono yang datang sebagai peserta peninjau, disampaikan Laporan Pertanggungkawaban (LPJ) dan pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) kepada anggota Koperasi pada tahun buku 2015.
“Alhamdulillah, setelah beberapa kali urung dilakukan, akhirnya RAT ini dapat terlaksana juga,” ujar Ketua Pengurus Koperasi Produsen Syariah Industri Kreatif, Mareta.
Koperasi yang beranggotakan pengrajin batik Jonegoroan dan konveksi binaan Ademos ini ide awalnya memang untuk mewadahi dan menunjang berjalannya usaha yang mereka jalankan.
“Para pengrajin harus bergerak bersama,” ujar Kepala Seksi Kelembagaan, Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bojonegoro, Slamet Wiyono, yang menghadiri acara tersebut.
Bergerak bersama, lanjut Slamet, dalam wadah koperasi akan menguatkan permodalan dan pemasaran.
“Pemkab siap mendampingi dan mendukung kegiatan koperasi ini,” sampainya.
Sementara itu, Kepala Dewan Koperasi dan Industri Daerah (Dekopinda), Adie Witjaksono, menyampaikan, bahwa para pengrajin harus terus berusaha mencari dukungan dari pihak lain selain EMCL.
“Selama ini kan didorong terus sama EMCL, nanti kalau programnya sudah selesai, koperasi ini harus mencari kerjasama dengan institusi lain,” ucap Adie Witjaksono, pada kesempatan yang sama.
Adie menegaskan, para pengrajin harus lebih inovatif dalam mengembangkan motif batik, tidak hanya berkutat pada batik Jonegoroan. Pengrajin harus jeli melihat pangsa pasar mana yang lebih potensial untuk dikembangkan.
“Sehingga para anggota koperasi mampu mengakomodir kebutuhan pasar,” ungkapnya.
Adie juga menekankan bahwa komitmen pengurus koperasi sangat krusial bagi perkembangan ke depan. Artinya kekompakan dan semangat gotong royong, saling menopang satu sama lain, harus tetap dijaga.
“Jangan sampai setelah dukungan dari EMCL selesai, komitmennya pudar,” tutur dia memotivasi.
Koperasi yang telah berdiri sejak 2104 dan menjadi bagian dari program pengembangan batik jonegoroan yang diprakarsai EMCL bersama Ademos tersebut kini memiliki 55 anggota pengrajin batik dan konveksi dari seluruh wilayah Kabupaten Bojonegoro. Selama ini koperasi sudah bisa menyuplai bahan baku dan membantu pemasaran para pengrajin binaan. (Arsyad)