Rabu (3/12), ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) dan Ademos lakukan diskusi dan lokakarya sinergi desa wisata kolaboratif di Balai Raden Bagus di Desa Beged Kecamatan Gayam. Acara yang dikemas dengan diskusi gayeng dihadiri oleh pegiat wisata di kecamatan gayam, ketua Asidewi (Asosiasi Desa Wisata) Didik Prasetyo, Pengiat Pasar Sor Greng Desa Ledok Wetan Bojonegoro, Udin, Pegiat wisata Waduk Bendo.
Acara ini dibuka langsung oleh Kepala Desa Beged, Dino Tri Handoyo. Dalam sambutannya beliau menyebut Desa-desa di Kecamatan Gayam mulai memunculkan potensi-potensinya, terutama di sektor wisata, sehingga bisa dikolaborasikan dan di kemas sebagai satu kesatuan yaitu paket wisata. Selain paket wisata, juga bisa menjadi sarana pengenalan industri minyak dan gas yang ada di kecamatan gayam.
Beliau berpesan agar teman-teman pengelola wisata untuk terus menekuni dan serius dalam menjalankan kegiatan dalam penggembangan desa wisata. Harapannya rekan-rekan dari desa khususnya yang ada di kecamatan gayam bisa duduk bersama dan saling melengkapi dalam mengelola potensi masing-masing desa.
Sejak awal tahun 2020 Indonesia menjadi salah satu negera yang terdampak oleh pandemi covid-19, hal ini berpengaruh terhadap kehidupan sosial masyarakat, tak terkecuali sektor pariwisata. Malik Mulki Ukay Subqy, selaku perwakilan dari EMCL menyampaikan, segala sesuatu pasti ada hikmahnya, begitu pula pandemi, dengan adanya pandemi, maka sektor pariwiata mengalami kelesuan, sehingga makin sulit untuk dikembangkan, namun bukan berarti kita harus terhenti, hal ini bisa menjadi momentum dalam berbenah guna menjalankan wisata desa yang ada di kecamatan gayam. Salah satunya dengan sinergitas desa wisata, sehingga bisa memperkuat value atau nilai antar desa wisata.
Turut Hadir Budi Kurniawan, salah satu penggagas wisata kuliner Pasar Ngisor Greng Ledok Wetan di Kecamatan Bojonegoro. Selaku pegiat wisata yang berbasis desa ia mengajak pengelola desa wisata untuk menyiapkan strategi dalam menjalankan desa wisata, agar desa wisata tetap berjalan dan tidak ditinggalkan pengunjung, pengelola harus selalu membaca kebutuhan pasar dan hal-hal yang sedang digandrungi masyarakat, sehingga pengunjung tidak bosan dan tertarik untuk datang kembali.
Senada dengan Didik Prasetyo, perwakilan dari Asidewi (Asosiasi Desa Wisata) Bojonegoro, Dalam mengembangkan desa wisata kita harus betul-betul mengetahui potensi desa yang akan kita kembangkan, sehingga kegiatan tersebut bisa berkelanjutan dan tidak sepi pengunjung. Ide kolaborasi desa wisata yang digagas merupakan ide yang cemerlang dan sehingga desa wisata bisa saling menyokong satu sama lain dalm pengembangan desa wisata.