ademosindonesia.or.id – Sebagai wujud kepedulian Pertamina EP Cepu (PEPC) terhadap kelestarian alam dan lingkungan, PEPC melakukan penanaman 4000 pohon di beberapa titik di wilayah yang terlibat dalam aktivitas industri gas. Sebagai kontraktor industri migas yang beroperasi di wilayah Jambaran Tiung Biru (JTB) Desa Bandungrejo Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro, PEPC menginisiasi program penghijauan ini untuk mengurangi emisi karbon, membudayakan hidup sehat serta ramah lingkungan. program ini didukung oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bojonegoro serta Ademos sebagai lembaga pelaksana program.
4000 pohon yang dihibahkan oleh PEPC ini 3000 di antaranya ditanam di sepanjang jalan nasional Desa Ngulanan Kecamatan Dander hingga Desa Margomulyo Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro. 1000 lainnya ditanam di sekitar embung di beberapa desa di wilayah tiga kecamatan yaitu Kecamatan Ngasem, Tambakrejo dan Kecamatan Malo. Setelah penanaman di beberapa titik ini selesai dilakukan, hari ini (Selasa, 19 Maret 2019) PEPC melakukan launching program penghijauan ini di Pendopo Kecamatan Ngasem dengan mengundang unsur-unsur pemerintah desa, pemerintah kabupaten yang dalam hal ini adalah Dinas Lingkungan Hidup, Danramil Kecamatan Ngasem, Kapolsek Kecamatan Ngasem, tim penanaman dan perawatan pohon serta waga sekitar.
Hibah penanaman 4000 pohon ini seluruhnya terdiri atas bibit tanaman kayu trembesi karena trembesi merupakan tumbuhan besar yang diunggulkan dalam hal menekan polusi udara. Selain itu, efek teduh yang dihasilkan oleh pohon trembesi ini juga bermanfaat untuk mengurangi terik matahari di sepanjang jalan nasional Ngulanan-Margomulyo.
Bapak Ardian Sekretaris Camat Ngasem dalam hal ini mewakili Camat Ngasem, mengucapkan terimakasih kepada manajemen PEPC atas program penanaman pohon trembesi ini. Menanam pohon berarti menanam kepedulian terhadap lingkungan.
“Pohon trembesi ini memang salah satu jenis pohon yang sangat direkomendasikan di Kabupaten Bojonegoro, karena pohon trembesi memiliki efek peneduh sehingga cocok dengan cuaca panas di Bojonegoro.” imbuh Ardian
Iwan Hamzah, manajer Gass Processing Facility (GPF) memberikan tambahan keterangan bahwa penanaman trembesi oleh PEPC ini sudah dilakukan sejak tahun 2013.
“Kita sudah melakukan penanaman pohon di sekitar area proyek sejak tahun 2013. Karena pohon trembesi adalah pohon yang dapat menyerap karbondioksida paling tinggi di antara pohon-pohon yang lain, sehingga kami turut merekomendasikan pohon ini untuk program penghijauan kali ini. Dalam kesempatan ini, kami juga memohon bantuan dan dukungannya agar proyek GPF ini dapat berjalan dengan lancar.” Terang Iwan
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bojonegoro juga turut hadir dalam acara ini. Kepala Dinas yang berhalangan hadir mendelegasikan Ibu Muhayana untuk hadir mewakili beliau.
“Tugas dan fungsi Dinas Lingkungan Hidup adalah untuk melakukan kontrol terhadap indeks kualitas air udara dan tanah di Bojonegoro. Indeks kualitas air udara dan tanah di Bojonegoro menunjukkan banyak terjadinya pencemaran, sehingga kami terus berusaha untuk meminimalisir pencemaran yang terjadi salah satunya dengan terus menanam pohon. Harapannya dengan penanaman pohon trembesi ini Kabupaten Bojonegoro akan menjadi kabupaten hijau.” Kata Ibu Muhayana
Selain memberikan sambutan dan pengarahan pada acara pagi hari ini, Ibu Muhayana juga diminta untuk membuka acara. Ibu Muhayana berdampingan dengan Bapak Joko Susilo Manajer Percepatan Proyek SKK Migas secara simbolis membuka sekaligus meresmikan program penanaman pohon trembesi ini. Acara kemudian dilanjutkan dengan turun lapangan untuk melakukan penanaman pohon di area embung Kecamatan Ngasem dan dilanjutkan dengan ramah tamah. (*ana)